Just another free Blogger theme

Rabu, 01 Desember 2021

Shariffa Carlo—begitu namanya setelah masuk Islam--direkrut oleh sekelompok orang Kristen dan Yahudi untuk menghancurkan Islam.

Ketika masih remaja, wanita kelahircan Columbia, Carolina Selatan, Amerika Serikat  tersebut tertarik masuk ke dalam kelompok orang yang memiliki agenda menghancurkan Islam.

Seorang  anggota dari kelompok tersebut mendekati Shariffa dan menjaminnya bekerja di Kedutaan Besar Amerika di Mesir bila dirinya belajar hubungan internasional untuk kemudian menjalankan misinya kepada perempuan-perempuan Muslim di Mesir.

Shariffa pikir ini adalah ide bagus. Untuk melakukan hal itu ia harus membaca Al-Qur'an dan mencari kelemahannya. Namun ternyata hati Shariffa malah tertarik dan jatuh cinta kepada Al-Qur'an.

"Dan saya jatuh cinta dengan kata-kata Allah SWT saat saya membaca kata-kata yang menggelisahkan, Saya benar-benar tidak bisa menghentikan diriku untuk mengatakan di sana ada kebenaran," katanya dalam acara Discovering Islam Show di stasiun televisi Kuwait TV2, 2014.

la mengalami perasaan ini selama tiga tahun (1979-1982), selama sekolah di Stuttgart American High Scholl, Jerman. Setamat  SMA kembali ke kampung halaman dan kuliah di University of Southern California. Seraya terus mencari-cari kelemahan Islam, ia kembali belajar agama Kñsten.

Shariffa memilih untuk mengambil kelas dengan seorang profesor di kampus karena dia memiliki reputasi yang bagus dan bergelar  PhD dalam theology dari Harvard University. "Saya merasa berada di tangan orang yang baik. Memang  demikian adanya, tapi bukan karena alasan yang saya pikirkan," ungkapnya.

Ternyata profesor itu adalah seorang Kristen Unitarian. Dia tidak percaya pada trinitas atau ketuhanan Yesus. Sebenarnya, dia percaya bahwa Yesus adalah seorang nabi. Dia melanjutkan untuk membuktikannya dengan mengambil Alkitab dari sumbernya dalam bahasa Yunani, Ibrani dan Aramaik dan menunjukkan di mana kenyataan itu mereka ubah. Saat melakukan hal ini, dia menunjukkan latar belakang  sejarah yang membentuk dan mengikuti perubahan-perubahan ini.

"Saat saya menyelesaikan kelas ini, agama saya telah hancur, namun saya masih belum siap untuk menerima Islam," kenangnya.

Masuk Islam

Shariffa pun mempertanyakan orang-orang  Muslim tentang kepercayaan mereka. Salah seorang  yang dia tanya adalah seorang laki-laki Muslim dari MSA [Asosiasi Mahasiswa Muslim] kampus tersebut.

Dia melihat ketertarikan Shariffa pada Islam, kemudian dia bercerita tentang  sekelompok Muslim yang sedang berkunjung ke Carolina Selatan. Dia ingin agar Shaffira bertemu mereka. "Saya setuju. Saya pergi menemui,  setelah mereka shalat lsya.  Saya dibawa masuk ke sebuah ruangan."

 Sedikitnya terdapat 20 orang  di ruangan tersebut.  Mereka semua memberi  tempat duduk kepada Shaffira sehingga berhadapan dengan seorang pria tua asal Pakistan. "Masyaallah,  orang  laki-laki  ini adalah  orang  yang  sangat  berpengetahuan luas dalam masalah kekristenan."

Dia dan Shaffira membahas  dan memperdebatkan  berbagai bagian Alkitab dan AL-Qur'an hingga masuk waktu shalat Shubuh. "Pada titik ini, setelah mendengarkan kata-kata orang bijak ini dengan mengatakan apa yang sudah saya ketahui, berdasarkan kelas dalam agama Kristen yang  saya ambil, dia melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh orang Iain. Dia mengajak  saya untuk menjadi seorang Muslim."

 Dalam tiga tahun dirinya mencari dan melakukan penelitian,  tidak ada orang  yang pernah mengajaknya masuk Islam. la telah diajari, berdebat dan bahkan dihina, tapi tidak pernah diajak.

"Jadi saat dia mengajak saya, hal itu tepat.  Saya sadar inilah saatnya.  Saya tahu Islam itu benar, dan saya harus mengambil keputusan. Alhamdulillah, Allah membuka hati saya, dan saya berkata: Ya, Saya ingin menjadi seorang Muslim."

Dengan itu, pria tersebut mengajaknya untuk mengucapkan syahadat dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab. "Saat aku bersyahadat, saya merasakan sensasi yang paling aneh. Saya merasa seolah-olah beban fisik yang berat baru saja diangkat dari dadaku;  Saya tersentak untuk bernapas seolah-olah saya bernapas untuk pertama kalinyad alam hidupku.” []  riza aulia/joy

Sumber :

Media Umat | Edisi 285, 21 Rajab – 4 Sya’ban 1442 H/ 5 – 18 Maret 2021 | Halaman 20 | KRISTOLOGI

 

 


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar