Shariffa Carlo—begitu namanya setelah masuk Islam--direkrut oleh sekelompok orang Kristen dan Yahudi untuk menghancurkan Islam.
Ketika masih
remaja, wanita kelahircan Columbia, Carolina Selatan, Amerika Serikat tersebut tertarik masuk ke dalam kelompok orang yang
memiliki agenda menghancurkan Islam.
Seorang anggota dari kelompok tersebut mendekati
Shariffa dan menjaminnya bekerja di Kedutaan Besar Amerika di Mesir bila
dirinya belajar hubungan internasional untuk kemudian menjalankan misinya
kepada perempuan-perempuan Muslim di Mesir.
Shariffa pikir ini
adalah ide bagus. Untuk melakukan hal itu ia harus membaca Al-Qur'an dan mencari
kelemahannya. Namun ternyata hati Shariffa malah tertarik dan jatuh cinta
kepada Al-Qur'an.
"Dan saya
jatuh cinta dengan kata-kata Allah SWT saat saya membaca kata-kata yang
menggelisahkan, Saya benar-benar tidak bisa menghentikan diriku untuk
mengatakan di sana ada kebenaran," katanya dalam acara Discovering Islam
Show di stasiun televisi Kuwait TV2, 2014.
la mengalami
perasaan ini selama tiga tahun (1979-1982), selama sekolah di Stuttgart
American High Scholl, Jerman. Setamat SMA kembali ke kampung halaman dan kuliah di
University of Southern California. Seraya terus mencari-cari kelemahan Islam,
ia kembali belajar agama Kñsten.
Shariffa memilih
untuk mengambil kelas dengan seorang profesor di kampus karena dia memiliki
reputasi yang bagus dan bergelar PhD
dalam theology dari Harvard University. "Saya merasa berada di tangan
orang yang baik. Memang demikian adanya,
tapi bukan karena alasan yang saya pikirkan," ungkapnya.
Ternyata profesor
itu adalah seorang Kristen Unitarian. Dia tidak percaya pada trinitas atau
ketuhanan Yesus. Sebenarnya, dia percaya bahwa Yesus adalah seorang nabi. Dia
melanjutkan untuk membuktikannya dengan mengambil Alkitab dari sumbernya dalam
bahasa Yunani, Ibrani dan Aramaik dan menunjukkan di mana kenyataan itu mereka
ubah. Saat melakukan hal ini, dia menunjukkan latar belakang sejarah yang membentuk dan mengikuti
perubahan-perubahan ini.
"Saat saya
menyelesaikan kelas ini, agama saya telah hancur, namun saya masih belum siap
untuk menerima Islam," kenangnya.
Masuk
Islam
Shariffa pun mempertanyakan
orang-orang Muslim tentang kepercayaan
mereka. Salah seorang yang dia tanya
adalah seorang laki-laki Muslim dari MSA [Asosiasi Mahasiswa Muslim] kampus
tersebut.
Dia melihat
ketertarikan Shariffa pada Islam, kemudian dia bercerita tentang sekelompok Muslim yang sedang berkunjung ke
Carolina Selatan. Dia ingin agar Shaffira bertemu mereka. "Saya setuju.
Saya pergi menemui, setelah mereka
shalat lsya. Saya dibawa masuk ke sebuah
ruangan."
Sedikitnya terdapat 20 orang di ruangan tersebut. Mereka semua memberi tempat duduk kepada Shaffira sehingga
berhadapan dengan seorang pria tua asal Pakistan. "Masyaallah, orang laki-laki ini adalah orang yang sangat
berpengetahuan luas dalam masalah
kekristenan."
Dia dan Shaffira
membahas dan memperdebatkan berbagai bagian Alkitab dan AL-Qur'an hingga
masuk waktu shalat Shubuh. "Pada titik ini, setelah mendengarkan kata-kata
orang bijak ini dengan mengatakan apa yang sudah saya ketahui, berdasarkan
kelas dalam agama Kristen yang saya
ambil, dia melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh orang Iain. Dia
mengajak saya untuk menjadi seorang
Muslim."
Dalam tiga tahun dirinya mencari dan melakukan
penelitian, tidak ada orang yang pernah mengajaknya masuk Islam. la telah
diajari, berdebat dan bahkan dihina, tapi tidak pernah diajak.
"Jadi saat
dia mengajak saya, hal itu tepat. Saya
sadar inilah saatnya. Saya tahu Islam
itu benar, dan saya harus mengambil keputusan. Alhamdulillah, Allah membuka
hati saya, dan saya berkata: Ya, Saya ingin menjadi seorang Muslim."
Dengan itu, pria
tersebut mengajaknya untuk mengucapkan syahadat dalam bahasa Inggris dan bahasa
Arab. "Saat aku bersyahadat, saya merasakan sensasi yang paling aneh. Saya
merasa seolah-olah beban fisik yang berat baru saja diangkat dari dadaku; Saya tersentak untuk bernapas seolah-olah saya
bernapas untuk pertama kalinyad alam hidupku.” [] riza
aulia/joy
Sumber :
Media Umat | Edisi 285, 21 Rajab – 4 Sya’ban
1442 H/ 5 – 18 Maret 2021 | Halaman 20 | KRISTOLOGI
0 komentar:
Posting Komentar